“Ini Seperti Sirkus” - Perdebatan Ide Tim Indonesia Main Di Kompetisi Belanda

“Ini Seperti Sirkus” - Perdebatan Ide Tim Indonesia Main Di Kompetisi Belanda “Ini Seperti Sirkus” - Perdebatan Ide Tim Indonesia Main Di Kompetisi Belanda

Ide direktur kooperasi Eerste Divisie Belanda (CED) Marc Boele menjumpai menyertakan tim asal Indonesia menjumpai bertarung dalam kompetisi sepakbola kasta kedua dalam Negeri Kincir Angin menghadirkan perdebatan paling dalam diskusi dalam sebuah stasiun televisi.

Boele dikenal jadi sosok kontroversial antara persepakbolaan Belanda. Dalam wawancaranya atas media Belanda kaum batas lampau, Eerste Divisie masih akan melampaui masa-masa sulit antara tengah pandemi virus Corona.

Kondisi itu adapun melaksanakan ia memunculkan ide mengundang tim dari Indonesia demi ambil bagian. Boele meyakini kehadiran tim dari Indonesia hendak menyedot perhatian dari negara kepulauan ini, seengat memberikan keuntungan secara finansial dari segi hak siar.

Ide ini lantas diperbincangkan dalam program Voetbal Inside akan ditaakankan stasiun televisi RTL 7. Pakar pemasaran olahraga Chris Woerts menyebut ide tersebut sangat bagus. Menurutnya, tim junior Indonesia bisa diundang tampil di Eerste Divisie.

“Salah satu tujuannya merupakan meningkatkan hak siar, tapi memang sangat sulit. Dari hak siar luar negeri, liga Belanda cuma menadakan 12 juta euro. Sedangkan dempet Inggris, bisa mencapai tiga miliar euro,” ucap pria yang pernah terlibat dempet sejumlah perupayaan raksasa untuk kegiatan sepakbola ini dikutip laman Voetbalzone.

“Salah satu idenya yang muncul belakangan ini mendatangkan tim atas negara bersama jumlah penduduk sangat agung sebagai Indonesia. Jadi, tim Indonesia berlaga dekat Eerste Divisie. Setidaknya 270 juta pasang mata hendak menyaksikan laga itu.”

Pernyataan Woerts mendapat penolakan ketimbang Johan Derksen. Mantan pesepakbola yang kini menjadi jurnalis olahraga ini menyatakan, memasukkan tim luar negeri ke Eerste Divisie membuat kompetisi Belanda menjadi aneh.

“Ini akan seperti sirkus. Itu sudah sangat konyol dengan adanya tim junior nan tak bisa memerankan juara, dan tidak terdegradasi. Itu bukan kompetisi,” cetus Derksen.

Dukungan terkadap Derksen juga disampaikan Rene van der Gijp. Pengamat sepakbola yang suah memperkompeten PSV Eindhoven selanjutnya timnas Belanda ini mengatakan, ide itu tidak bersarang akal.

“Apa yang sudah kita lakukan sekarang? Kami ibarat gila. Anda tidak berpikir bahwa hendak ada, bahkan satu orang asal Indonesia, menyaksikan tim junior Indonesia melawan TOP Oss. Kecuali dia sudah gila,” ujar Van der Gijp.

Kendati demikian, Woerts tetap memakai analisanya. Woerts mengakui dirinya sempat tersenyum ketika mendengar ide itu. Menurutnya, ide itu kini sedang dibahas pemangku keberhargaan di sepakbola Belanda.

“Mamenyimpang ini sedang didiskusikan secara serius. Saya doang awalnya tersenyum ketika mendengar itu. Mereka mengekspresikan: 'ini bagi memberikan kontribusi kepada pengembangan sepakbola di terdalam negeri, terutama di Eerste Divisie'. Tapi itu memang metode yang sedang mereka pikirkan,” tutur Woerts.

“Mereka terus memberika subsidi dari Erediviese, 9 juta euro dari televisi setiap tahunnya. Mereka kini berpikir menjumpai mendapatkan pemeruyupan hak siar sendiri [untuk Eerste Divisie].”

“Jika sebuah tim muda daripada Indonesia ikut kompetisi, ada potensi 270 juta fans. Hak siar tentunya akan sangat bagus, jadi ini bukan ide gila. Itu sudah pasti akan menyedot perhatian yang besar.”

SIMAK JUGA: BERITA SEPAKBOLA NASIONAL!