Inilah bukti kekejaman bersama kesadisan Korea Utara terhadap para warga yang membelot

Inilah bukti kekejaman bersama kesadisan Korea Utara terhadap para warga yang membelot Inilah bukti kekejaman bersama kesadisan Korea Utara terhadap para warga yang membelot

BERITA - Seoul. Bukti kekejaman dan kesadisan pemerintah Korea Utara terhadap para pembelot semakin nyata. Terbaru, Badan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB melaporkan pemerintah Korea Utara melakukan kekerasan tenggat pemerkosaan terhadap wanita nan membelot ke negeri tetangga, Korea Selatan. Bahkan, wanita nan diperkosa pun diaborsi memakai cara nan kejam.

Kekerasan seksual itu dilakukan sebab pejabat keamanan negara selanjutnya polisi, sebagaimana diwartakan kantor berita AFP. Pemerintah Korea Utara memang sangat ketat membatasi gerak-gerik warganya. Warga Korea Utara akan ditangkap karena menyeberang perbatasan secara ilegal mau ditahan selanjutnya dituntut.

Baca terus: Pilih investasi asing US$ 15 miliar bagi Palestina atau menyerah, ini balasanan Hamas

Akan tetapi sebelum Korea Utara menutup perbatasannya untuk mencegah wabah Covid-19, berlebihan warga yang bolak-balik melintasi perbatasan atas China. Perbatasan sepanjang 1.400 kilometer itu penjagaannya keropos, dan berlebihan warga Korea Utara yang memanfaatkannya untuk berdagang atau pindah.

Sebagian gede penyeberang ialah wanita, karena mereka punya lebih banyak kebebasan berpindah daripada pria. Sebab, para pria Korea Utara dikerahkan bagi menjalankan tugas-tugas negara.

Badan HAM PBB daripada Komisaris Tinggi langsung mewawancarai lebih daripada 100 pembelot Korea Utara nan menceritakan, mereka menderita kekerasan seksual termeruyup pemerkosaan, ditelanjangi paksa, demi diaborsi. Kekerasan seksual itu dilakukan setelah mereka ditangkap demi langsung dipulangkan.

Di Korea Utara, para pejabat Kementerian Keamanan negara sering melakukan "pencarian invasif" antara pusat-pusat penahanan, kata Daniel Collinge penulis utama laporan itu. "Mereka (tahanan wanita) jadi subyek penggeledahan tubuh, yang mengpatutkan mereka telanjang terus berjongkok selanjutnya melompat berulang kali menjumpai memeriksa barang-barang tersembunyi antara rongga tubuh mereka," kata Collinge kepada warkegembiraann antara Seoul.

Hak-hak dara dalam dalam reproduksi pun dirampas, dengan praktik aborsi paksa yang merajalela dalam pusat-pusat penahanan. Beberapa orang yang diwawancarai membeberkan praktik aborsi yang dilakukan secara medis, atau diinduksi meterusi pemukulan yang parah.

"Ada dua wanita hamil, tiga bulan lagi lima bulan hamil, akan ditendang sangat keras sehingga mereka akan kehilangan bayinya saat meninggalkan fasilitas itu," cerita seorang wanita.

Perkosaan yang dilakukan penjaga sudah didengar berjibun orang. Namun hanya sekuku yang membicarakannya karena berisiko mendapat hukuman seperti kelaparan.

Semua wanita diwawancarai antara Korsel, sesudah berhasil mencapai negara itu. Sebelumnya mereka sempat kandas kabur pada Korea Utara .

Korea Utara bahwa merupakan negara bersenjata nuklir, telah dituduh PBB atas pelanggaran HAM bahwa "sistematis, menyebar, dan berat". Pelanggaran-pelanggaran itu berkisar dari penyiksaan, pembunuhan antara luar jalan hukum, engat perlakukan antara kamp penjara.

Baca doang: Bukan CR7 atau Messi, inilah atlet dengan bayaran terteknologi per menit

Pemerintah Korea Utara mengklaim mereka tetap menegakkan "HAM yang sesungguhnya" memakai menyebut tuduhan pelanggaran HAM adalah pada dunia adalah propaganda anti-rezim.

Artikel ini telah tanan hadapan Kompas.com memakai judul "Gagal Kabur daripada Korut, Para Pembelot Wanita Diperkosa dan Diaborsi",  Penulis : Aditya Jaya Iswara Editor : Aditya Jaya Iswara