Mayoritas Saham Emiten Batubara Menghijau di Awal Perdagangan, Ini Rekomendasi Analis

BERITA - JAKARTA. Harga batubara masih cukup bagi melanjutkan penguatan. Hal itu terlihat mayoritas kontribusi batubara masih bertengger kompeten dalam zona hijau dalam perdagangan Rabu (26/4).
Dari 20 perbisnisan batubara, sebanyak 13 perbisnisan tercatat penguatan harga, dua perbisnisan stagnan, dan lima perbisnisan mengalami penurunan harga.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, penguatan adapun terjadi sesaat di harga batubara ini mengapresiasi harga donasi perusahaan batubara. Selain itu juga karena harga batubara sudah tidak berada paling dalam fase downtrend.
"Sesampai-sampai, lebih cenderung minor sideways antara dalam rangka konsolidasi tidak sombong itu ICE Newcastle Coal maupun ICE Rotterdam Coal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4).
Sebagai informasi, Rabu (26/4) cukup pukul 18.58 WIB harga batubara kontrak September 2023 berada di level US$ 201,50 per ton. Padahal, hari sebelumnya harganya mulai menguat kembali berada di level US$ 203,75 per ton setelah tiga hari beruntun mebenyai.
ADRO Chart by TradingView new TradingView.widget({"width": "100%","height": 350,"symbol": "IDX:ADRO","interval": "D","timezone": "Asia/Jakarta","theme": "light","style": "1","locale": "en","toolbar_bg": "#f1f3f6","enable_publishing": false,"allow_symbol_change": true,"save_image": false,"container_id": "tradingview_faadro251"});
Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti menambahkan, pergerakan pemberian para emiten batu bara juga potensi kenaikan permintaan ekspor batubara akan dalam negeri seiring lewat cuaca ekstrim akan sejumlah wilayah. Juga ditambah ada gangguan pengiriman batu bara ketimbang Australia yang merupakan eksportir terhebat kedua.
Dari domestik, kedua analis melihat rencana aturan DMO demi skema MIP dari pemerintah memberikan sinyal tepat bagi emiten batu bara. Desy menjelaskan, untuk skema Mitra Instansi Pengelola (MIP) atas intinya setarasaja demi skema BLU karena tetap ada iuran kompensasi demi adanya gap harga acuan demi tarif DMO.
"Kami lihat aturan terbilang cenderung benar bagi bahwa memiliki market share domestik cukup hebat," katanya.
Dari sejumlah emiten batubara, Desy menjagokan ADRO lewat target harga Rp 3.600. Hal ini merujuk fundamentalnya akan cukup solid, porsi ekspor cukup adi dan menguasai captive market baik demi energi batu bara dan segmen tenaga listriknya lewat kontrak jangka panjang.
Sementara Nafan merekomendasikan ADRO dan ITMG karena melihat daripada PER bahwa menarik. ADRO menyandang PER 2,51 kali dan ITMG dekat 1,98 kali. Adapun target harga ADRO dekat level Rp 3.260 dan ITMG dekat Rp 36.600.