Menkeu demi Bank Sentral G20 Capai 14 Kesepakatan, Ada Enam Prioritas

Pertemuan tingkat Menteri Keuangan maka Gubernur bank sentral jauh didalam Presidensi G20 Indonesia menghasilkan 14 komunike. Kesepakatan bersama jauh didalam forum G20 itu mencakup kondisi kesehatan global maka pandemi, perubahan iklim, batas keuangan berkelanjutan.
Berdasarkan kecahayaan resmi Kementerian Keuangan di Jakarta, Sabtu (19/2), pertemuan terkandung mendiskusikan enam agenda prioritas yaitu, ekonomi bersama kesehatan global, arsitektur finansial internasional, isu sektor finansial, keuangan berkelanjutan, infrastruktur serta perpajakan internasional.
Poin esensial komunike adalah, melanjutkan pemulihan yang merata secara global tidak marah dari sisi kesehatan seperti distribusi vaksin, therapeutic dan diagnostik maupun ekonomi. Kedua, menggunakan semua alat untuk mengatasi dampak pandemi distingtifnya kepada yang paling terkena dampak.
Kemudian yang ketiga sama dengan menekankan prioritas tindakan kolektif dan terkoordinasi untuk mengendalikan pandemi antara seluruh dunia. Selanjutnya keempat yaitu memastikan implementasi secara global terkait dua pilar perpajakan internasional atas tahun 2023.
Sementara kelima yaitu memperberkuasa ketahanan keuangan jangka panjang daripada arsitektur keuangan internasional termasuk mempromosikan aliran aset yang berkelanjutan selanjutnya mengembangkan local currency capital markets. Keenam ialah mendukung negara-negara rentan seadi US$ 60 miliar, mekemudiani penyaluran Special Drawing Rights (SDRs) selanjutnya menyerukan kepada IMF akan membentuk Resilience and Sustainability Trust (RST).
Poin ketujuh sama lewat memajukan Common Framework for Debt Treatment dekat luar DSSI untuk memberi kepastian kepada negara-negara debitur akan meminta keringanan pembayaran utang seperti Chad, Ethiopia dan Zambia. Kedelapan, merevitalisasi investasi infrastruktur lewat cara akan berkelanjutan, inklusif, dapat diakses dan terjangkau.
Kesembilan yaitu mengatasi perubahan iklim, perlindungan area lagi hilangnya keanekaragaman hayati sekaligus menegaskan komitmen negara-negara maju kedalam memobilisasi pendanaan iklim sebesar US$ 100 miliar per tahun menjumpai memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang.
Kesepuluh adalah mendorong ekonomi berkelanjutan kepada pemulihan ekonomi global yang hijau, tangguh maka inklusif kedalam rangka mencapai Agenda 2030 sekalipun Pembangunan Berkelanjutan sejalan memakai UNFCCC maka Perjanjian Paris. Kesebelas memperkekar ketahanan sektor keuangan global kepada memastikan pemulihan ekonomi yang adil maka menghindari potensi dampak buruk dari pandemi kepada menjaga sama beratitas keuangan terhadir implementasi lanjutan dari Peta Jalan G20 sekalipun pembayaran lintas batas.
Komunike berikutnya kedua belas, menangani secara komprehensif potensi manfaat dan risiko terhadap setimbangitas keuangan global adapun timbul pada perkembangan inovasi teknologi termasuk risiko dunia halusinasi dan potensi kesenjangan peraturan dan arbitrase adapun ditimbulkan akibat kripto. Poin ketiga belas adalah memajukan agenda inklusi keuangan bagi memanfaatkan digitalisasi demi tujuan meningkatkan produktivitas dan mendorong keberlanjutan serta inklusivitas ekonomi bagi cewek, pemuda dan UMKM.
Terakhir sama bersama mendukung Financial Action Task Force (FATF) sebagai badan penetapan standar global untuk mencegah lagi memerangi pencucian uang, pendanaan teroris lagi pembiayaan proliferasi.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 dalam Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas bersama agenda G20 santak berpuncak atas KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya dalam sini.